Sabtu, 13 Mei 2017

Kasus Pelanggaran Hak Cipta


Kasus Lagu "Lose Yourself" Eminem Disidangkan di Selandia Baru

Rapper dan pencipta lagu dari Amerika Serikat Eminem (44) menggugat partai berkuasa di Selandia Baru ke pengadilan.
Eminem menuduh pihak tersebut menggunakan sebuah lagunya tanpa izin dalam video kampanye partai bernama National Party itu.
Menurut Eminem, National Party dalam sebuah video kampanyenya pada 2014 menggunakan tanpa izin lagu populernya yang berjudul "Lose Yourself" (2002).
Namun, pengacara partai tersebut berpendapat bahwa yang digunakan sebenarnya bukan "Lose Yourself", melainkan sebuah komposisi barkarakter Eminem atau Eminem-esque yang dibeli dari sebuah perpustakaan musik.
Pengadilan kasus itu dimulai pada Senin (1/5/2017) di Wellington, Selandia Baru, dan kedua lagu tersebut diperdengarkan di ruang sidang.
Kuasa hukum dari Eight Mile Style--perusahaan yang mewakili Eminem--mengatakan bahwa "Lose Yourself" merupakan karya ikonik dan tak diragukan lagi sebagai permata pada mahkota karya musik Eminem.
Sementara itu, video iklan kampanye partai tersebut, yang dipermasalahkan, memperlihatkan sekelompok atlet dayung dan narasi yang meminta orang "mempertahankan tim yang berhasil" dan kembali ke National Party.
Musik latarnya terdengar mirip dengan "Lose Yourself", yang digunakan dalam film Eminem yang berjudul 8 Mile (2002).
Musik itu dibeli dari sebuah perpustakaan musik yang diproduksi oleh perusahaan musik Beatbox.
Beberapa komposisi musik yang mirip dengan komposisi terkenal--tetapi dibikin berbeda untuk menghindari pelanggaran hak cipta--sering ditemukan di perpustakaan musik untuk keperluan komersial.
Namun, Gary Williams, kuasa hukum Eight Mile Style, berpendapat bahwa penggunaan lagu tersebut merupakan pelanggaran hak cipta.
Kepada majelis hakim ia menjelaskan bahwa, dari beberapa e-mail di kalangan tim kampanye National Party, diketahui bahwa mereka sempat mengkhawatirkan masalah hak cipta, tetapi berpendapat bahwa  yang akan bisa digugat adalah pencipta komposisi tersebut dan bukan mereka.
Menurut Williams, sikap seperti itu salah berdasarkan hukum.
"Jika lewat lisensi, bisa berarti jutaan dollar (AS). Sebesar itulah nilainya," ujar Williams.
Bagaimana pun, kuasa hukum National Party, Greg Arthur, mengatakan bahwa hak cipta tidak terbukti oleh nama yang diberikan ke satu karya musik.
Sidang masih akan dilanjutkan dan hakim diperkirakan akan mengambil keputusan satu minggu kemudian

Sumber: http://entertainment.kompas.com/read/2017/05/02/121101410/kasus.lagu.lose.yourself.eminem.disidangkan.di.selandia.baru


Sabtu, 22 April 2017

STANDAR TEKNIK DAN STANDAR MANAJEMEN

A.    Standar Teknik
Standard Teknik adalah serangkaian eksplisit syarat yang harus dilengkapi oleh bahan, produk atau layanan. Jika bahan, produk atau jasa gagal melengkapi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku, kemungkinan akan disebut sebagai berada di luar spesifikasi. Standard teknik merupakan  jenis sebuah standar yang sering dirujuk oleh suatu kontrak atau dokumen pengadaan. Standard teknik dapat ditulis oleh instansi pemerintah, organisasi standar (ASTM, ISO, CEN, dll)asosiasi perdagangan,perusahaan,dan lain-lain. Berikut merupakan contoh beberapa instansi organisasi yang mengurus standar teknik dimana organisasi tersebut relevan dengan Teknik Industri.
1.      SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA). Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satusatunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh BSN Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu: 
a.       Openess (keterbukaan)
Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi dalam pengembangan SNI;

b.      Transparency (transparansi)
Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya dan dapat dengan mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI;     
c.       Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak). Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan secara adil;    
d.      Effectiveness and relevance.
Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e.       Coherence.
Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional; dan  
f.       Development dimension (berdimensi pembangunan). Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentinganpublik dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional. (sumber Strategi BSN 2006-2009)
2.      ANSI (American National Standards Institute)
ANSI memiliki kapasitas sebagai administrator dan koordinator sistem standarisasi di USA selama lebih dari 90 tahun. Berdiri sejak tahun 1918, didirikan oleh 5 kelompok engineering dan 3 badan pemerintahan, sebagai organisasi non profit yang didukung oleh organisasi pemerintah maupun sektor swasta. ANSI memperkenalkan penggunaan standar internasional baik untuk sektor bisnis, kebijakan teknis secara nasional dan internasional.
3.      API adalah standard yang dibuat oleh American Petroleum Institute untuk memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan oli yang berlaku. Ijin oli dari berbagai perusahaan yang berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard bobot viskositas. Juga ijin oli dari berbagai perusahaan berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard formulasi isi kandungan oli ( terutama untuk meyakinkan isi kandungan oli sesuai dengan aturan system control polusi yang dikeluarkan pemerintah, seperti katalitik converter, tetapi standard ini lebih mengacu pada oli untuk mesin mobil daripada untuk mesin motor.
4.      DIN (Deutsches Institut fur Normung)
merupakan Institut jerman untuk Standardisasi, menawarkan pengembangan layanan untuk industri, negara dan masyarakat keseluruhan. Salah satu yang paling awal, dan mungkin yang paling terkenal, adalah DIN 476 – standar yang memperkenalkan ukuran kertas A-series tahun 1922 – yang diadopsi pada tahun 1975 sebagai Standar Internasional ISO 216. Contoh umumdalam teknologi modern termasuk DIN dan mini-DIN konektor.
5.     TEMA (Tubular Exchanger Manufacturers Association)
TEMA adalah asosiasi perdagangan dari produsen terkemuka shell dan penukar panas tabung, yang telah merintis penelitian dan pengembangan penukar panas selama lebih dari enam puluh tahun.Standar TEMA dan perangkat lunak telah mencapai penerimaan di seluruh dunia sebagai otoritas pada desain shell dan tube penukar panas mekanik. TEMA adalah organisasi progresif dengan mata ke masa depan. Anggota pasar sadar dan secara aktif terlibat, pertemuan beberapa kali setahun untuk mendiskusikan tren terkini dalam desain dan manufaktur. 

B.     Standar Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu adalah sistem yang digunakan untuk menetapkan Kebijakan (pernyataan resmi oleh manajemen puncak berkaitan dengan perhatian dan arah organisasinya di bidang mutu) dan sasaran mutu (segala sesuatu yang terkait dengan mutu dan dijadikan sasaran atau target pencapaian dengan menetapkan ukuran atau kriteria pencapainnya). Berikut merupakan contoh beberapa instansi organisasi yang mengurus standar teknik dimana organisasi tersebut relevan dengan Teknik Industri.
1.      ISO 9001. ISO 9001 adalah standar internasional yang diakui dunia untuk sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan bersifat global. SMM menyediakan kerangka kerja bagi perusahaan dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktifitas rutin perusahaan. Sistem ini besifat umum dan dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi dan industri. Sistem ini juga bersifat fleksibel untuk mengarahkan berbagai organisasi dan industri dalam mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaannya untuk mencapai kepuasan pelanggan.
2.    ISO 14001 = Standar Lingkungan ISO 14001 dipelajari oleh berbagai bidang pendidikan namun tidak “seumum” ISO 9001 yang banyak ditemui di bidang apa saja. Sistem manajemen ini banyak ditemui pada bidang teknik lingkungan. Selain itu sistem manajemen ini juga mempunyai kaitan dengan bidang ergonomi (teknik industri) terutama pada kuliah manajemen limbah industri. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bidang lingkungan hidup atau ekologi dan ergonomi mempunyai hubungan yang cukup kuat.
3.      OHSAS 18001 = Standar Keselamatan dan Kesehatan OHSAS 18001 adalah suatu standard internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan. Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001 untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
4.      Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Pengertian Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangkapengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
5.      Standar Manajemen Lingkungan
Tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak. Dengan perannya sebagai fasilitator dalam pengembangan ISO 14000 di Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidupmenyediakan media bagi semua pihak yang berkepentingan untuk aktif dalam program pengembangan standar ISO 14000, yaitu melalui Kelompok Kerja Nasional ISO 14000 (Pokjanas ISO 14000). Kelompok kerja tersebut sampai saat ini masih aktif dalam melaksanakan diskusi-diskusi membahas penerapan standar ISO 14000. Sekretariat Pokjanas ISO 14000 tersebut difasilitasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi. Untuk menfasilitasi penerapan standar ISO 14000 di Indonesia dan mempermudah penerapan dilapangan serta untuk menyamakan persepsi mengenai pelaksanaannya, maka Kementerian Lingkungan Hidup bekerjasama dengan BSN telah melakukan adopsi terhadap beberapa Standar Internasional ISO 14000 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar yang telah diadopsi tersebut diantaranya:
1.Sistem Manajemen Lingkungan-Spesifikasi dengan Panduan Penggunaan (SNI 19-14001-1997).
2. Sistem Manajemen Lingkungan-Pedoman Umum Prinsip Sistem dan Teknik Pendukung (SNI19-14004-1997).
3. Pedoman Audit Lingkungan-Prinsip Umum (SNI 19-1410-1997).
4. Pedoman Untuk Pengauditan Lingkungan – Prosedur Audit – Pengauditan Sistem Manajemen Lingkungan (SNI 19-14011-1997).
5. Pedoman Audit untuk Lingkungan – Kriteria Kualifikasi untuk Auditor Lingkungan (SNI 19-14012-1997)

Minggu, 19 Maret 2017

TUGAS 1 SOFTSKILL MATA KULIAH ETIKA PROFESI

TUGAS 1 SOFTSKILL
MATA KULIAH ETIKA PROFESI

1.   Tuliskan karakter-karakter tidak ber-ETIKA dalam kehidupan sehari-hari (berikan 5 contoh dan analisa)
2.     Tuliskan aktivitas tidak ber-ETIKA professional dalam bekerja sebagai seorang Sarjana Teknik Industri (berikan 5 contoh dan analisa)
3.        Jelaskan pentingnya memahami etika profesi untuk Sarjana Teknik Industri
4.      Jelaskan dan uraikan organisasi profesi yang relevan untuk prodi  Teknik Industri selain PII

Jawaban

1.        Karakter-karakter tidak beretika dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:
a.         Memposting foto seronok teman ke media sosial
Perilaku ini termasuk dalam tingkah laku tidak beretika karena dapat merugi kan orang lain dan dapat memutuskan hubungan silahturahmi apabila korban merasa tersinggung.
b.        Membuka tas teman tanpa izin (Lancang)
Perilaku ini juga tidak bertika karena akan timbul motif motif kejahatan seperti mencuri dan lainnya sehingga menimbulkan fitnah apabila pelaku tidak melakukannya. 
c.         Menunda-nunda pekerjaan.
Menunda-nunda pekerjaan yang harusnya dikerjakan tepat waktu adalah salah satu karakter yang tidak beretika dalam kehidupan sehari-hari. Karakter seperti ini sangat menganggap mudah suatu pekerjaan. Apabila tidak serius dalam mengerjakan pekerjaan, maka hasil yang akan didapat pun tidak akan maksimal.
d.        Pemalas.
Perilaku seperti ini harusnya dihindari dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melakukan suatu aktivitas. Apabila tidak dihilangkan kebiasaan buruk ini, akan membuat aktivitas kita terhenti dan tidak produktif lagi dalam melakukan setiap pekerjaan.
e.         Berkata bohong tetapi menganggap dirinya paling benar
Karakter seperti ini maunya ingi menang sendiri dan selalu menganggap dirinya lah yang paling benar. Karakter sperti ini tidak akan bisa menerima pendapat dan masukan dari orang lain.
Sumber:https://books.google.co.id/booksid=QLORpKP2zcgC&pg=PT19&lpg=PT19&dq=sifat+tidak+beretika.web.id&source=bl&ots=hxsdUWTi7X&sig=1hxIPoZtPKePKTUVxoGiUY61bjQ&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=sifat%20tidak%20beretika.web.id&f=false

2.        Aktivitas tidak beretika profesional dalam bekerja sebagai berikut.
a.  Tidak bertanggung jawab Sikap tidak beretika profesional seperti ini menyebabkan terhambatnya tujuan perusahaan serta merugikan rekan kerja lainnya karena harus mengerjakan ulang pekerjaan yang ditangani asal-asalan.
b.   Tidak objektif dalam melakukan pekerjaan, untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, seorang pekerja harus dapat objektif dan tidak mementingkan atau mengagung-agungkan sebuah kepentingan untuk golongan tertentu saja.
c.    Memberikan keterangan palsu pada saat minta izin cuti.Seorang yang professional dalam bekerja tidak akan melakukan hal tersebut karena hal tersebut sama saja membohongi dan merugikan dirinya sendiri
d.      Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja.
e.  Mengabaikan keselamatan dalam bekerja, sebagai seorang teknik industri kita harus memperhatikan keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar. Seperti yang diajarkan dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Sumber: http://www.putra-putri-indonesia.com/alasan-phk.html

3.      Pentingnya memahami etika profesi untuk sarjana teknik industri berarti seorang sarjana teknik industri telah siap untuk berjuang di kehidupan masyarakat dan di lingkungan pekerjaannya. Apabila seseorang telah memahami etika profesi maka akan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya serta menganggap pekerjaan yang dilakukan adalah suatu kewajiban (panggilan) yang datang dari hati dan jiwa nya. Etika profesi adalah suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Intinya nanti akan timbul suatu semangat pengabdian pada diri sarjana teknik industri apabila telah memahami etika profesi.

4.        Organisasi profesi untuk prodi teknik industri selain PII yaitu:
a.    BKSTI (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia). BKSTI sebagai forum kerjasama antar penyelenggara pendidikan tinggi teknik industri se Indonesia. Tujuan dan Hasil yang diperoleh dari acara tersebut diantaranya adalah sebagai wadah bagi pemangku kepentingan penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri dalam mendukung komunikasi dan perumusan ide-ide inovatif, kreatif dan bernilai tambah, sebagai wadah bagi peneliti dan praktisi teknik industri dalam berbagi pengetahuan, penelitian, dan pengalaman.
b.     IIE (Institute of Industrial and System Engineering). Institute of Industrial Engineers (IIE) adalah lembaga profesional yang berdedikasi semata-mata untuk mendukung profesi teknik industri dan individu yang terlibat dengan meningkatkan kualitas dan produktivitas.
c.     Ikatan Sarjana Teknik dan Manajemen Industri (ISTMI). ISTMI sebagai organisasi profesi dari disiplin Ilmu Teknik Industri (TI) dan Manajemen Industri (MI) di Indonesia lahir pada tanggal 22 Nopember 1986 di Jakarta. Kelahiran organisasi ini didasari atas pertimbangan bahwa profesi TI dan MI telah diterima di kalangan yang sangat luas sejak masuknya disiplin sekitar 16 tahun sebelumnya. Keberadaannya sudah menembus batas-batas konvensional keteknikan atau keindustrian.
d.   Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI). Perhimpunan Ergonomi Indonesia (PEI) adalah organisasi profesi tingkat nasional yang beranggotakan para pakar, pemakai dan peminat. Ergonomi di berbagai bidang yang bersama-sama berhimpun dalam suatu wadah untuk menggalang kemampuan dalam bidangnya masing-masing, membina ergonomi baik dalam keilmuan maupun dalam pemakaiannya sehingga potensi ergonomi dalam Pembangunan Nasional dapat lebih digali dan diwujudkan secara nyata. PEI bertujuan untuk mengembang serta menerapkan iilmu ergonomi dalam berbagai kegiatan teknologi, industri dan berbagai kegiatan lain yang menuntut pendekatan ergonomis, dengan sasaran mencapai keselarasan hubungan timbal-balik antara manusia, alat dan lingkungannya, serta untuk menjaga keseimbangan hubungan unsur-unsur fisikal, sosial, psikologikal bagi peningkatan kualitas hidup yang lebih baik.
              2. http://www.iienet2.org)

  

Senin, 28 November 2016

TUGAS ANALISIS RANTAI PASOK PENGELOLAAN PENGADAAN DALAM RANTAI PASOK

TUGAS ANALISIS RANTAI PASOK
PENGELOLAAN PENGADAAN DALAM RANTAI PASOK

Logo_Gunadarma.jpg

Disusun Oleh:
Kelompok                   : 5 (Lima)
Nama Anggota           : 1. Adi Fiky Zulkarnain        / 30413184
                                      2. Chandra Hermawan         / 31413869
                                      3. Ihsanul Riyadh                / 34413222
                                                  4. Oscario Arthur                / 36413799
Kelas                          : 4ID04





JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016
1.             Definisi Pengelolaan Rantai Pasok
Pengelolaan rantai pasok (supply chain management) merupakan koordinasi yang strategis dan sistematis antara fungsi-fungsi bisnis tradisional pada suatu perusahaan dan di sepanjang jaringan rantai pasok kegiatan bisnisnya dengan tujuan untuk meningkatkan hasil prestasi perusahaan dan rantai pasok secara jangka panjang. Hal ini sesuai dengan pendefinisian yang diberikan oleh The Council of Logistics Management. Rantai pasok adalah jaringan fisik dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, maka pengelolaan rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang menghendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan semangat kolaborasi. Tidak hanya urusan internal perusahaan saja yang dikelola, melainkan juga urusan eksternal menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Untuk itu diperlukan kerja sama, koordinasi, dan kolaborasi antar perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam jaringan rantai pasok, karena pada hakikatnya tujuan mereka adalah sama yakni ingin memuaskan konsumen akhir yang sama. Mereka harus bekerja sama dalam membuat produk yang murah, kemudian mengirimkannya tepat waktu serta dengan kualitas yang bagus. Sehingga dewasa ini persaingan bukanlah lagi persaingan antar perusahaan melainkan persaingan antar rantai pasok. (Pujawan, 2005)
Menurut Heizer dan Reinder, 2001, pengelolaan rantai pasok merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi, kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Upaya pengelolaan rantai pasok ini didasari oleh pemikiran yang berusaha mengurangi kesia-siaan dan meningkatkan nilai pada jaringan rantai pasoknya.

2.             Lingkup Kegiatan Pengelolaan Rantai Pasok
Pujawan, 2005, menjelaskan tentang cakupan kegiatan utama pengelolaan rantai pasok pada perusahaan manufaktur terdiri dari:
a.       Pengembangan produk (product development)
Kegiatannya meliputi: melakukan riset pasar, merancang produk baru, dan melibatkan pemasok dalam perancangan produk baru.
b.      Pengadaan (procurement)
Kegiatannya meliputi: memilih pemasok, mengevaluasi kinerja pemasok, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor rantai pasok, membina dan memelihara hubungan dengan pemasok.
c.       Perencanaan dan pengendalian (planning and control)
Kegiatannya meliputi: perencanaan persediaan, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, dan perencanaan produksi.
d.      Operasi/produksi (production)
Kegiatannya meliputi: eksekusi produksi dan pengendalian kualitas.
e.       Pengiriman/distribusi (distribution)
Kegiatannya meliputi: perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di setiap pusat distribusi.
Sedangkan Heizer dan Render, 2001, mengatakan, kegiatan pengelolaan rantai pasok bisa meliputi penetapan pengangkutan, pentransferan kredit dan tunai, pemasok, distributor, bank, utang dan piutang, penggudangan, pemenuhan pesanan, membagi informasi mengenai ramalan permintaan, produksi, dan kegiatan pengendalian persediaan.

3.             Studi Kasus
ANALISIS RANTAI PASOK SOSIS FOOD INDUSTRIES DARI PRODUSEN SAMPAI KONSUMEN DI KOTA BANDUNG
PT Kemang Food Industries atau yang lebih dikenal dengan Kemfood didirikan oleh H. Bob Sadino pada tanggal 16 Januari 1975 di depan notaris Abdul Latief, SH. Izin operasi Kemfood disahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesiayang terdapat dalam lembaran Negara Republik No. 87 tanggal 30 Oktober 1979. Adapun produk olahan daging tersebut seperti sosis, bakso, delicatessen, burger, dan lain sebagainya dengan berbagai merek dagang, diantarnya Villa Dorp, Villa, Kemfood.
PT Kemfood berproduksi menurut order atau pesanan dari konsumen. Umumnya daging olahan PT Kemfood dijual ke restoran maupun hotel-hotel berbintang di kawasan Jakarta, untuk konsumen umum, PT Kemfood mendistribusikan produknya ke pusat perbelanjaan seperti Retail, Swalayan maupun tempat-tempat perbelanjaan bahan pangan yang lain. Hingga saat ini PT Kemfood telah mempunyai cabang-cabang pemasaran di berbagai kota besar di Indonesia diantaranya Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, Lampung, dan Bali. Setiap cabang memiliki alur distribusi yang sama, peneliti melakukan penelitian di Kemfood cabang Kota Bandung. PT Kemfood memiliki pola distribusi yang dibagi menjadi dua, yaitu segmen HOREKA (Hotel, restaurant, Bakery dan Katering) dan segmen Retail (supermarket), berikut tabel distribusi penjualan produk PT Kemfood cabang Kota Bandung.
Data diatas dapat menunjukkan bawa dari semua segmen yang ada di kota Bandung segmen retail memiliki jumlah distribusi terbesar yaitu sebesar 3.368,58 kg/ bulan, 58% dari total volume dan segmen katerng memiliki jumlah distriusi paling kecil sebesar 41.25 kg/ bulan, hanya 2% dari total volume.
Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan
Visi  : Menjadi perusahaan daging olahan terkemuka di Indonesia.
Misi : - Memberikan produk yang sehat dan berkualitas kepada pelanggan.
       - Selalu berinovasi dalam mengembangkan produk dan kualitas produk melalui divisi Riset dan Pengembangan.
Tata Nilai Perusahaan  : Profesional, etis, Inovativ dan terbuka Struktur Organisasi Perusahaan
PT.Kemfood cabang Kota Bandung dipimpin oleh Manager/ Branch SPV untuklengkapnya berikut bagan struktur organisasi PT. Kemfood cabang Kota Bandung Indonesia.
Identitas Informan
Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.        Kepala Cabang
Informan pertama yaitu Bapak Edy Susanto, dari informan ini diperoleh informasi mengenai hal-hal umum tentang PT Kemfood dan rantai pasok, distribusi dan kegiatan apa saja yang berlangsung di perusahaan.
2.        Supervisor
Informan kedua Bapak Kusna B. Ibrahim, dari informan ini diperoleh informasi mengenai proses distribusi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan beserta kualitas barang dan kualitas pelayanan.
3.        Divisi Pergudangan
Informan ketiga yaitu Bapak Jaka, dari informan ini diperoleh informasi mengenai pergudangan, penyimpanan barang, proses pengiriman dan penerimaan barang, proses pemesanan, waktu pemenuhan pemesanan, dan komplain pelanggan.





Aliran Proses Pembelian Produk
Aliran proses pembelian produk terjadi sebagai berikut:
Reservasi atau pemesanan dilakukan oleh konsumen, jika barang tersedia barang langsung dikirim kepada konsumen, namun jika barang yang di pesan tidak tersedia, cabang akan meminta produk ke perusahaan pusat. Jangka waktu pemesanan terpenuhi maksimal 7 hari kerja, pengiriman produk dari perusahaan pusat dikirim setiap 2 kali satu minggu. Proses pembayaran dilakukan dengan melakukan perjanjian antara perusahaan pemasok (Kemfood) dengan perusahaan pembeli. Rata-rata jatuh tempo pembayaran dilakukan selama satu bulan.

Rantai Pasokan Pengadaan Produk Sosis PT.Kemfood
Skema aliran rantai pasokan PT. Kemfood Indonesia memiliki tahapan rantai pasok yang bermula dari suppliers, menuju manufacturer, kemudian ke customer.
Penerimaan produk dari PT. Kemfood ke beberapa segmen (Retail dan HOREKA) memperhatikan beberapa hal penting, diantaranya pengecekan bukti pemesanan, pengecekan bukti tanda barang diterima, pengecekan kondisi fisik barang yang di pesan, dengan metode acceptance sampling yaitu dengan mengadakaninspeksi terhadap sampel penerimaan barang. Transportasi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kepentingan. Ruang lingkup rantai pasok dalam pengadaan produk PT.Kemfood yaitu, production (proses produksi), inventory (persediaan barang), location, transportation, information.

Scorecard PT.Kemfood Indonesia
Menurut Brewer dan Speh (2000), pengukuran kinerja rantai pasok diukur menggunakan kuesioner ditinjau dari prespektif Balanced Scorecard yang mencakup empat prespektif, yaitu:
1.        Prespektif Proses Bisnis Internal
Prespektif ini, manajemen perusahaan mengidentifikasi proses-proses penting yang terjadi guna memuaskan konsumen. Proses inovasi produk sosis PT.Kemfood terlihat jelas, karena PT.Kemfood selalu mengeluarkan inovasi-inovasi dalam produknya. Kegiatan purna jurnal merupakan proses pelayanan kepada konsumen setelah penjualan selesai, seperti permintaan konsumen atas penggantian barang yang cacat atau tidak sesuai dengan permintaan. Kegiatan operasi perusahaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pemenuhan produk. Berdasarkan data yang terkumpul, dapat di identifikasi tujuan pada prespektif tujuan proses bisnis internal kedalam dua strategic objective yang mewakili prespektifproses bisnis internal sistem rantai pasok pengadaan dan pengelolaan produk sosis PT.Kemfood, yaitu:
a.         Utilisasi Kapasitas
Utilisasi Kapasitas merupakan indikasi dari naik turunnya biaya rantai pasok.
b.        Efisiensi Operasi
Efisiensi perusahaan berpengaruh pada tingkat produktivitas, kualitas, kepuasan konsumen, waktu, dan biaya rantai pasok keseluruhan. Indikator dari efisiensi operasi, meliputi efisiensi siklus rantai pasok, rata-rata waktu respon, efisiensi waktu penyediaan produk, efisiensi tenaga kerja, klaim produk cacat/ tidak sesuai, jumlah pengadaan barang
Berdasarkan uraian di atas, maka scorecard untuk prespektif proses bisnis internal dapat dilihat pada tabel berikut:

2.        Prespektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Faktor-faktor yang terlibat dalam kinerja prespektif ini berkaitan dengan SDM, sistem informasi dan prosedur organisasi. Faktor-faktor tersebut yang mengarahkan produktivitas sehingga adanya pertumbuhan usaha. Berdasarkan uraian tersebut, maka scorecard untuk prespektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut:

3.        Prespektif Pelanggan
Terdapat dua strategic Objectives dalam pengukuran kinerja balanced scorecard yang mencerminkan baik dan buruknya kinerja rantai pasok berkenan dengan pelanggan, yaitu kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diterapkan perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan dalam strategic objectives prespektif pelanggan dalam rantai pasok, yaitu kualitas produk, kualitas layanan. Berdasarkan uraian tersebut maka scorcard untuk prespektif pelanggan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 menunjukan target perusahan mengenai prespektif pelanggan, prespektif ini terbagi menjadi 2 yaitu kualias material dan kualitas layanan, maka dari itu PT Kemfood memiliki range harga yang berbeda.

4.        Prespektif keuangan
Tingkat profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan dalam meraih laba atau keuntungan dari aktivitas usaha yang dilakukannya, indikator faktor ini adalah profit margin, pertumbuhan profit margin, produktivitas modal dna ketepatan alokasi modal.
Tabel 7, menjelaskan terdapat target perusahaan mengenai prespektif keuangan, pada prespektif ini terdapat 2 hal yaitu tingkat profitabilitas dan tingkat likuiditas.
Tingkat likuiditas, terdapat siklus cash-to-cash menargetkan dengan mengantisipasi keterlambatan pembayaran, proses distribusi biasanya dilakukan pengambilan barang dahulu dan pembayaran dilakukan maksimal satu bulan dari proses pengiriman pesanan.Likuiditas meningkatkan pemenuhan kawajiban apabila perusahaan memiliki pinjaman. Pengolahan data penilaian responden terhadap kinerja rantai pasok produk sosis PT. Kemfood cabang Kota bandung ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok,ditinjau dari masing-masing prespektif Balanced Scorecard.
Kuesioner digunakan sebagai alat bantu pengumpulan data yang disebar kepada informan. Informan tersebut diantaranya pimpinan cabang, supervisor dan divisi gudang dengan total sampel sebanyak 3 orang.
Hasil penilaian responden berskala likert yang mengacu pada tabel 8. Hasil penilaian responden terhadap kinerja rantai pasok sosi produk PT. Kemfood dapat dilihat pada tabel berikut:






Simpulan
1.    Aliran rantai pasok PT. Kemfood Indonesia pertama dari produk yang dipasok oleh PT. Kemfood Pusat di alirkan ke Perusahaan Kemfood Cabang kemudian langsung ke segmen, baik itu retail maupun perusahaan lain yang bermitra dengan PT. Kemfood.
2.    Fungsi dan kinerja rantai pasok yang di miliki PT. Kemfood sudah cukup baik karena dilihat dari penilaian dan pengukuran menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard, dilihat dari masing-masing faktor yang diukur yaitu bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran, pelanggan dan keuangan memiliki nilai yang menunjukan bahwa kinerja rantai pasok tersebut berjalan dengan baik.

















DAFTAR PUSTAKA


Heizer, Jay dan Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi. Jakarta:Salemba
Pujawan, I Nyoman. Supply Chain Management. 2005. Surabaya. Penerbit:Guna Widya

jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/8580/3970