Senin, 28 November 2016

TUGAS ANALISIS RANTAI PASOK PENGELOLAAN PENGADAAN DALAM RANTAI PASOK

TUGAS ANALISIS RANTAI PASOK
PENGELOLAAN PENGADAAN DALAM RANTAI PASOK

Logo_Gunadarma.jpg

Disusun Oleh:
Kelompok                   : 5 (Lima)
Nama Anggota           : 1. Adi Fiky Zulkarnain        / 30413184
                                      2. Chandra Hermawan         / 31413869
                                      3. Ihsanul Riyadh                / 34413222
                                                  4. Oscario Arthur                / 36413799
Kelas                          : 4ID04





JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016
1.             Definisi Pengelolaan Rantai Pasok
Pengelolaan rantai pasok (supply chain management) merupakan koordinasi yang strategis dan sistematis antara fungsi-fungsi bisnis tradisional pada suatu perusahaan dan di sepanjang jaringan rantai pasok kegiatan bisnisnya dengan tujuan untuk meningkatkan hasil prestasi perusahaan dan rantai pasok secara jangka panjang. Hal ini sesuai dengan pendefinisian yang diberikan oleh The Council of Logistics Management. Rantai pasok adalah jaringan fisik dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, maka pengelolaan rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang menghendaki pendekatan atau metode yang terintegrasi dengan semangat kolaborasi. Tidak hanya urusan internal perusahaan saja yang dikelola, melainkan juga urusan eksternal menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Untuk itu diperlukan kerja sama, koordinasi, dan kolaborasi antar perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam jaringan rantai pasok, karena pada hakikatnya tujuan mereka adalah sama yakni ingin memuaskan konsumen akhir yang sama. Mereka harus bekerja sama dalam membuat produk yang murah, kemudian mengirimkannya tepat waktu serta dengan kualitas yang bagus. Sehingga dewasa ini persaingan bukanlah lagi persaingan antar perusahaan melainkan persaingan antar rantai pasok. (Pujawan, 2005)
Menurut Heizer dan Reinder, 2001, pengelolaan rantai pasok merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi, kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Upaya pengelolaan rantai pasok ini didasari oleh pemikiran yang berusaha mengurangi kesia-siaan dan meningkatkan nilai pada jaringan rantai pasoknya.

2.             Lingkup Kegiatan Pengelolaan Rantai Pasok
Pujawan, 2005, menjelaskan tentang cakupan kegiatan utama pengelolaan rantai pasok pada perusahaan manufaktur terdiri dari:
a.       Pengembangan produk (product development)
Kegiatannya meliputi: melakukan riset pasar, merancang produk baru, dan melibatkan pemasok dalam perancangan produk baru.
b.      Pengadaan (procurement)
Kegiatannya meliputi: memilih pemasok, mengevaluasi kinerja pemasok, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor rantai pasok, membina dan memelihara hubungan dengan pemasok.
c.       Perencanaan dan pengendalian (planning and control)
Kegiatannya meliputi: perencanaan persediaan, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, dan perencanaan produksi.
d.      Operasi/produksi (production)
Kegiatannya meliputi: eksekusi produksi dan pengendalian kualitas.
e.       Pengiriman/distribusi (distribution)
Kegiatannya meliputi: perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di setiap pusat distribusi.
Sedangkan Heizer dan Render, 2001, mengatakan, kegiatan pengelolaan rantai pasok bisa meliputi penetapan pengangkutan, pentransferan kredit dan tunai, pemasok, distributor, bank, utang dan piutang, penggudangan, pemenuhan pesanan, membagi informasi mengenai ramalan permintaan, produksi, dan kegiatan pengendalian persediaan.

3.             Studi Kasus
ANALISIS RANTAI PASOK SOSIS FOOD INDUSTRIES DARI PRODUSEN SAMPAI KONSUMEN DI KOTA BANDUNG
PT Kemang Food Industries atau yang lebih dikenal dengan Kemfood didirikan oleh H. Bob Sadino pada tanggal 16 Januari 1975 di depan notaris Abdul Latief, SH. Izin operasi Kemfood disahkan oleh menteri kehakiman Republik Indonesiayang terdapat dalam lembaran Negara Republik No. 87 tanggal 30 Oktober 1979. Adapun produk olahan daging tersebut seperti sosis, bakso, delicatessen, burger, dan lain sebagainya dengan berbagai merek dagang, diantarnya Villa Dorp, Villa, Kemfood.
PT Kemfood berproduksi menurut order atau pesanan dari konsumen. Umumnya daging olahan PT Kemfood dijual ke restoran maupun hotel-hotel berbintang di kawasan Jakarta, untuk konsumen umum, PT Kemfood mendistribusikan produknya ke pusat perbelanjaan seperti Retail, Swalayan maupun tempat-tempat perbelanjaan bahan pangan yang lain. Hingga saat ini PT Kemfood telah mempunyai cabang-cabang pemasaran di berbagai kota besar di Indonesia diantaranya Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, Palembang, Medan, Lampung, dan Bali. Setiap cabang memiliki alur distribusi yang sama, peneliti melakukan penelitian di Kemfood cabang Kota Bandung. PT Kemfood memiliki pola distribusi yang dibagi menjadi dua, yaitu segmen HOREKA (Hotel, restaurant, Bakery dan Katering) dan segmen Retail (supermarket), berikut tabel distribusi penjualan produk PT Kemfood cabang Kota Bandung.
Data diatas dapat menunjukkan bawa dari semua segmen yang ada di kota Bandung segmen retail memiliki jumlah distribusi terbesar yaitu sebesar 3.368,58 kg/ bulan, 58% dari total volume dan segmen katerng memiliki jumlah distriusi paling kecil sebesar 41.25 kg/ bulan, hanya 2% dari total volume.
Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan
Visi  : Menjadi perusahaan daging olahan terkemuka di Indonesia.
Misi : - Memberikan produk yang sehat dan berkualitas kepada pelanggan.
       - Selalu berinovasi dalam mengembangkan produk dan kualitas produk melalui divisi Riset dan Pengembangan.
Tata Nilai Perusahaan  : Profesional, etis, Inovativ dan terbuka Struktur Organisasi Perusahaan
PT.Kemfood cabang Kota Bandung dipimpin oleh Manager/ Branch SPV untuklengkapnya berikut bagan struktur organisasi PT. Kemfood cabang Kota Bandung Indonesia.
Identitas Informan
Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.        Kepala Cabang
Informan pertama yaitu Bapak Edy Susanto, dari informan ini diperoleh informasi mengenai hal-hal umum tentang PT Kemfood dan rantai pasok, distribusi dan kegiatan apa saja yang berlangsung di perusahaan.
2.        Supervisor
Informan kedua Bapak Kusna B. Ibrahim, dari informan ini diperoleh informasi mengenai proses distribusi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan beserta kualitas barang dan kualitas pelayanan.
3.        Divisi Pergudangan
Informan ketiga yaitu Bapak Jaka, dari informan ini diperoleh informasi mengenai pergudangan, penyimpanan barang, proses pengiriman dan penerimaan barang, proses pemesanan, waktu pemenuhan pemesanan, dan komplain pelanggan.





Aliran Proses Pembelian Produk
Aliran proses pembelian produk terjadi sebagai berikut:
Reservasi atau pemesanan dilakukan oleh konsumen, jika barang tersedia barang langsung dikirim kepada konsumen, namun jika barang yang di pesan tidak tersedia, cabang akan meminta produk ke perusahaan pusat. Jangka waktu pemesanan terpenuhi maksimal 7 hari kerja, pengiriman produk dari perusahaan pusat dikirim setiap 2 kali satu minggu. Proses pembayaran dilakukan dengan melakukan perjanjian antara perusahaan pemasok (Kemfood) dengan perusahaan pembeli. Rata-rata jatuh tempo pembayaran dilakukan selama satu bulan.

Rantai Pasokan Pengadaan Produk Sosis PT.Kemfood
Skema aliran rantai pasokan PT. Kemfood Indonesia memiliki tahapan rantai pasok yang bermula dari suppliers, menuju manufacturer, kemudian ke customer.
Penerimaan produk dari PT. Kemfood ke beberapa segmen (Retail dan HOREKA) memperhatikan beberapa hal penting, diantaranya pengecekan bukti pemesanan, pengecekan bukti tanda barang diterima, pengecekan kondisi fisik barang yang di pesan, dengan metode acceptance sampling yaitu dengan mengadakaninspeksi terhadap sampel penerimaan barang. Transportasi yang digunakan disesuaikan dengan tingkat kepentingan. Ruang lingkup rantai pasok dalam pengadaan produk PT.Kemfood yaitu, production (proses produksi), inventory (persediaan barang), location, transportation, information.

Scorecard PT.Kemfood Indonesia
Menurut Brewer dan Speh (2000), pengukuran kinerja rantai pasok diukur menggunakan kuesioner ditinjau dari prespektif Balanced Scorecard yang mencakup empat prespektif, yaitu:
1.        Prespektif Proses Bisnis Internal
Prespektif ini, manajemen perusahaan mengidentifikasi proses-proses penting yang terjadi guna memuaskan konsumen. Proses inovasi produk sosis PT.Kemfood terlihat jelas, karena PT.Kemfood selalu mengeluarkan inovasi-inovasi dalam produknya. Kegiatan purna jurnal merupakan proses pelayanan kepada konsumen setelah penjualan selesai, seperti permintaan konsumen atas penggantian barang yang cacat atau tidak sesuai dengan permintaan. Kegiatan operasi perusahaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pemenuhan produk. Berdasarkan data yang terkumpul, dapat di identifikasi tujuan pada prespektif tujuan proses bisnis internal kedalam dua strategic objective yang mewakili prespektifproses bisnis internal sistem rantai pasok pengadaan dan pengelolaan produk sosis PT.Kemfood, yaitu:
a.         Utilisasi Kapasitas
Utilisasi Kapasitas merupakan indikasi dari naik turunnya biaya rantai pasok.
b.        Efisiensi Operasi
Efisiensi perusahaan berpengaruh pada tingkat produktivitas, kualitas, kepuasan konsumen, waktu, dan biaya rantai pasok keseluruhan. Indikator dari efisiensi operasi, meliputi efisiensi siklus rantai pasok, rata-rata waktu respon, efisiensi waktu penyediaan produk, efisiensi tenaga kerja, klaim produk cacat/ tidak sesuai, jumlah pengadaan barang
Berdasarkan uraian di atas, maka scorecard untuk prespektif proses bisnis internal dapat dilihat pada tabel berikut:

2.        Prespektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Faktor-faktor yang terlibat dalam kinerja prespektif ini berkaitan dengan SDM, sistem informasi dan prosedur organisasi. Faktor-faktor tersebut yang mengarahkan produktivitas sehingga adanya pertumbuhan usaha. Berdasarkan uraian tersebut, maka scorecard untuk prespektif pembelajaran dan pertumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut:

3.        Prespektif Pelanggan
Terdapat dua strategic Objectives dalam pengukuran kinerja balanced scorecard yang mencerminkan baik dan buruknya kinerja rantai pasok berkenan dengan pelanggan, yaitu kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diterapkan perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan dalam strategic objectives prespektif pelanggan dalam rantai pasok, yaitu kualitas produk, kualitas layanan. Berdasarkan uraian tersebut maka scorcard untuk prespektif pelanggan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 menunjukan target perusahan mengenai prespektif pelanggan, prespektif ini terbagi menjadi 2 yaitu kualias material dan kualitas layanan, maka dari itu PT Kemfood memiliki range harga yang berbeda.

4.        Prespektif keuangan
Tingkat profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan dalam meraih laba atau keuntungan dari aktivitas usaha yang dilakukannya, indikator faktor ini adalah profit margin, pertumbuhan profit margin, produktivitas modal dna ketepatan alokasi modal.
Tabel 7, menjelaskan terdapat target perusahaan mengenai prespektif keuangan, pada prespektif ini terdapat 2 hal yaitu tingkat profitabilitas dan tingkat likuiditas.
Tingkat likuiditas, terdapat siklus cash-to-cash menargetkan dengan mengantisipasi keterlambatan pembayaran, proses distribusi biasanya dilakukan pengambilan barang dahulu dan pembayaran dilakukan maksimal satu bulan dari proses pengiriman pesanan.Likuiditas meningkatkan pemenuhan kawajiban apabila perusahaan memiliki pinjaman. Pengolahan data penilaian responden terhadap kinerja rantai pasok produk sosis PT. Kemfood cabang Kota bandung ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok,ditinjau dari masing-masing prespektif Balanced Scorecard.
Kuesioner digunakan sebagai alat bantu pengumpulan data yang disebar kepada informan. Informan tersebut diantaranya pimpinan cabang, supervisor dan divisi gudang dengan total sampel sebanyak 3 orang.
Hasil penilaian responden berskala likert yang mengacu pada tabel 8. Hasil penilaian responden terhadap kinerja rantai pasok sosi produk PT. Kemfood dapat dilihat pada tabel berikut:






Simpulan
1.    Aliran rantai pasok PT. Kemfood Indonesia pertama dari produk yang dipasok oleh PT. Kemfood Pusat di alirkan ke Perusahaan Kemfood Cabang kemudian langsung ke segmen, baik itu retail maupun perusahaan lain yang bermitra dengan PT. Kemfood.
2.    Fungsi dan kinerja rantai pasok yang di miliki PT. Kemfood sudah cukup baik karena dilihat dari penilaian dan pengukuran menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard, dilihat dari masing-masing faktor yang diukur yaitu bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran, pelanggan dan keuangan memiliki nilai yang menunjukan bahwa kinerja rantai pasok tersebut berjalan dengan baik.

















DAFTAR PUSTAKA


Heizer, Jay dan Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi. Jakarta:Salemba
Pujawan, I Nyoman. Supply Chain Management. 2005. Surabaya. Penerbit:Guna Widya

jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/8580/3970

Kamis, 16 Juni 2016

Makalah Kerusakan Ekosistem Laut Di Indonesia



MAKALAH
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“KERUSAKAN EKOSISTEM LAUT DI INDONESIA”

 

Disusun Oleh :
                       
Nama   : Chandra Hermawan
NPM    : 31413869
Kelas    : 3ID04



JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016





BAB I
PENDAHULUAN

 
1.1       Latar Belakang
         Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau besar maupun kecil yang dipisahkan oleh lautan. Indonesia juga diapit oleh dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Memiliki wilayah perairan yang luas membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan sumber daya laut. Banyak jenis ikan dan terumbu karang yang hidup di setiap perairan laut Indonesia. Perairan yang hangat dan arus yang tidak terlalu besar menjadikan perairan Indonesia banyak dihuni oleh ikan dan tumbuhan laut yang beragam. Banyak pula ikan dari luar wilayah perairan Indonesia bermigrasi ke perairan Indonesia pada musim-musim tertentu untuk mencari makan dan berkembang biak. Hal ini juga yang membuat perairan Indonesia memiliki jenis ikan yang beragam. Di wilayah pesisir banyak warga yang berprofesi sebagai nelayan, pengepul ikan, pembuat jaring untuk mengkap ikan, pembuat bom ikan, dan masih banyak lagi profesi yang ada.
       Nelayan di beberapa wilayah di Indonesia yang tidak bijak dalam menangkap ikan. Mereka menggunakan cara yang bisa mematikan semua ikan dari ikan kecil sampai ikan besar dengan menggunakan bom ikan. Cara tersebut dianggap lebih praktis, namun akibat yang ditimbulkan sangat merugikan bagi ikan, terumbu karang dan juga bagi mereka sendiri. Kurangnya perhatian nelayan akan ekosistem laut dapat mempengaruhi menurunnya sumber daya yang ada.
           Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kerusakan ekosistem laut di Indonesia seperti pengertian, penyebab, dampak yang ditimbulkan dan lain sebagainya. Diharapkan dengan adanya makalah ini penulis maupun pembaca dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya laut yang ada serta mampu mengatasi dan meminimalisir aktivitas-aktivitas yang dapat berakibat pada rusaknya ekosistem laut.
1.2       Perumusan Masalah
  Perumusan masalah merupakan bahasan yang berisi tentang masalah serta  solusinya. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana cara mengatasi atau meminimalisir aktivitas yang dapat menyebabkan rusaknya ekosistem laut di Indonesia.
1.3     Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini antara lain ialah agar dapat mengatasi dan meminimalisir aktivitas yang merusak ekosistem laut. Sedangkan tujuan khususnya antara lain yaitu:
1.        Mengetahui pengertian kerusakan ekosistem laut
2.        Mengetahui penyebab dari rusaknya ekosistem laut di Indonesia
3.        Mengetahui cara mengatasi atau meminimalisir kerusakan ekosistem laut





BAB II
PEMBAHASAN

 
2.1`      Pengertian kerusakan ekosistem laut
            Perusakan ekosistem laut adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayatinya yang melampuai kriteria baku kerusakan laut. Hal ini berarti bahwa perlu ditetapkan kriteria baku kerusakan laut yang berfungsi sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat kerusakan laut. Selain itu juga sangat berguna bagi penentuan status mutu laut. Karena sangat erat kaitannya antara tingkat kerusakan laut dengan status mutu laut itu sendiri.
        Sebagian besar wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia selain dimanfaatkan sebagai sarana perhubungan laut lokal maupun internasional, juga memiliki sumber daya laut yang sangat kaya dan penting, antara lain sumber daya perikanan, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan pada daerah pesisir dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata yang menarik. Laut juga mempunyai arti penting bagi kehidupan makhluk hidup seperti manusia, juga ikan, tumbuh-tumbuhan dan biota laut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai potensi yang sangat besar untuk dapat ikut mendorong pembangunan di masa kini maupun masa depan. Oleh karena itu, laut yang merupakan salah satu sumber daya alam, sangat perlu untuk dilindungi. Hal ini berarti pemanfaatannya harus dilakukan dengan bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. Agar laut dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan
2.2       Penyebab Kerusakan Ekosistem Laut
Berdasarkan pembahasan diatas terdapat masalah-masalah yang ada pada ekosistem laut yang disebabkan oleh manusia-manusia yang tidak memperdulikan dan tidak menjaga kelestarian alam laut. Berikut merupakan faktor penyebab rusaknya ekosistem laut antara lain:
1.     Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk melihatnya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.
2.        Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
3.     Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
4.    Boros  menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
5.   Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya
6.   Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.
7.    Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang
8.     Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi terumbu karang.
9.     Pengundulan hutan di lahan atas sedimen hasil erosi dapat mencapai terumbu karang di sekitar muara sungai, sehingga mengakibatkan kekeruhan yang menghambat difusi oksigen ke dalam polip atau hewan karang.
10. Pengerukan di sekitar terum-bu karang Meningkatnya kekeruhan yang meng-ganggu pertumbuhan karang.
11. Penangkapan ikan hias dengan menggunakan bahan beracun. Mengakibatkan ikan pingsan, mematikan karang dan biota avertebrata.
12. Penangkapan ikan dengan bahan peledak Mematikan ikan tanpa dikriminasi, karang dan biota avertebrata yang tidak bercangkang.
    
2.4  Cara Mengatasi Perusakan Ekosistem Laut
Cara mengatasi kerusakan di lingkungan laut, sebenarnya ada dalam diri manusia itu sendiri tergantung dari kemauan mereka mau atau tidaknya seseorang melakukan hal tersebut. Diantaranya:
1.  Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut, baik luar maupun dalam laut. Misalnya dalam pendayagunaan lingkungan laut sebagai pariwisata,budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan. Dimana dalam peningkatan ini peran pemerintah juga harus diikut sertakan dalam proses pendayagunan laut ini, seperti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB IV Pasal 8 Ayat 1 dan Pasal 9 Ayat 1 dan Ayat 2.
2.        Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan
Penangkapan ikan sebagai cara mencari nafkah para nelayan ataupun untuk indutri perikanan dapat diperbolehkan. Asal cadangan ikan yang mereka tangkap tidak dalam keadaan punah, sedangkan untuk ikan yang belum mencapai besar tertentu, harus dilepaskan kembali ke dalam laut, yang teah diatur dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB III Pasal 5 dan Pasal 6.
3.        Mengembangkan potensi industri kelautan
Pengendalian pencemaran oleh indutri, hendaknya bersifat bahwa jumlah bahan yang mengakibatkan polusi tidak harus berbahaya dan tidak mengganggu keberadaan biota laut. Oleh karena itu, buangan limbah sebelum dialirkanke sungai ataupun perairan perlu teknik pengolahan imbah seuai bata yang ditentukan. Hasil ampah yang berasal dari kegiatan manusia harus di kurangi dan didorong untuk mendaur ulang kotoran maupun limbah lain. Bahkan, kalau perlu melarang pembuangan semua limbah ke lingkungan laut.
4.        Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut.
Penanggulangan kerusakan tersebut,diharapkan warga yang ada di daerah pesisir laut untuk dapat mempertahankan aset-aset yang terdapat dalam lingkungan laut tersebut, menyadari akan kepentingan laut dan ekosistemnya yaitu sebagai sumber hayati, meletarikan kemampuan alam untuk menjadikan sumber mata pencaharian penduduk sekitar laut sehingga menadikan suatu kesejahteraan masyarakatnya.